Tujuh taruna taruni mundur dengan langkah rapih dan terlatih meletakan ijazah di kursi masing - masing yang baru saja mereka terima dari Menteri Kelautan dan Perikanan ke 6 Ibu Susi Pudjiastuti kemudian mereka menjumpai Ayah Bundanya sungkem dengan khidmat disaksikan semua Guru Besar Senat Mahasiswa STP – Sekolah Tinggi Perikanan, semua hadirin terpaku . . . serta merta saja mengalirlah air mata haru menyelimuti kalbu penulis.
Simbol penghormatan kepada kedua orang tua dari wisudawan terbaik hari itu, sabtu 29 Agustus 2015 begitu syahdu dan menakjubkan hampir semua orang tua yang hadir diruangan mata mereka mendadak memerah dan mengusapnya dengan tissue.
Adalah satu dari sekian banyak cuplikan yang sangat mengesankan bagi penulis saat menghadiri Wisuda Sarjana Terapan Perikanan Angkatan 47 Dan Magister Terapan Perikanan Angkatan ke 3 Sekolah Tinggi Perikanan menjadi salah satu cuplikan kehidupan dari #makhluk udikyang kemudian dapat menyimak langsung salah satu acara penting diantara sekian banyak susunannya yaitu Sambutan Menteri Perikanan dan Kelautan RI Ibu Susi Pudjiastuti sebagai telah penulis sebutkan diatas.
Ibu Susi sebagai Menteri dengan jabatan tertinggi dalam jajaran kementerian KP di sambut demikian sangat hormat diantaranya tarian selamat datang, dan penulis terperangah saja dalam hati ternyata perempuan hebat ini hadir diantara Guru Besar Senat STP (Sekolah Tinggi Perikanan) berbusana celana gombrong warna hitam blus berlengan panjang coklat agak kekuning – kuningan, adapun selendang yang diikat ala kadarnya hanya tampak memberikan kesan bahwa beliau hadir dengan formalitas yang ia coba melebur kedalam acara yang dipersiapkan dengan waktu yang cukup panjang. Rambut nya dibiarkan saja tanpa di konde atau ditata lebih rapih bahkan wajah terkesan polooos tanpa make – up.
Beliau lebur diantara para guru besar STP, wisudawan (taruna) wisudawati (taruni), hadirin termasuk tamu vip dan duta besar dan beberapa orang penting dari Timor Leste ; beliau berjalan sedemikian trengginas terkesan sangat terburu – buru tapi tidak sebagaimana dugaan kita ia memang berpenampilan cukup gesit.
Dengan penampilan yang sedemikian sederhana, kebesarannya secara simbolik dapat penulis saksikan secara nyata :
- Ketika masuk dan keluar ruangan para guru besar semuanya berdiri termasuk hadirin demikian wisudawan / wati STP secara takdzim itu mereka lakukan
- Saat akan di pasangkan gordon ( kalung wisudawan ) ; seluruh wisudawan / wati berdiri
- Saat Ibu Susi akan memberi sambutan bagi wisudawan / wisudawati, seluruh Guru Besar yang hadir sekitar 20 orang mereka berjubah plus toga dan kalung kebesaran berdiri takdzim
Memang realitas yang penulis saksikan semua ini hanya simbolik belaka yang bisa dilakukan dan direkayasa, akan tetapi apa yang beliau sampaikan dalam waktu yang lebih kurang hanya lima belas menit saja gesturnya yang menebar aura produktifitas kami merasakan kewibawaan terdalam seorang Ibu pejuang yang berkeinginan salah satu misi Kementerian yang dipimpinnya :
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
Dengan suara bariton yang terkesan beliau sangat berwibawa ( dan agak serak – serak ) setelah membuka dengan salam penghormatan kepada semua fihak, paparnya :
“STP harus menjadi benteng penjaga, mengawal misi dan visi pemerintah khususnya di bidang Kelautan dan Perikanan, saya berharap kepada seluruh wisudawan jangan bekerja di luar negeribukan tidak baik dan tidak boleh tetapi Indonesia lautnya sedemikian sangat luas membutuhkan tenaga terdidik yang siap mengolah seluruh potensi yang kita miliki.
Meskipun antara potensi dan realitas yang kita saksikan jauh dari harapan – harapan bangsa ini ; akan tetapi jika tiada puteri puteri bangsa ini yang tidak terdidik maka semuanya akan mengalami kerugian.
Saat salah seorang taruna STP menghampiri Ibu Menteri, menerima ijasah Sarjana
Tentunya bagi KKP adalah menjadi prioritas bagi alumni STP untuk berkontribusi di Kementerian Kelautan dan Perikanan . . . ( para wisudawan dan wisudawati bertepuk tangan bahagia )
Diantara sekian banyak permasalahan di KKP adalah illegal fishing, dan destruktive fishing yang secara nyata telah menyebabkan kerusakan sumber daya kelautan dan perikanan serta lingkungannya yang berdampak kerugian sangat besar dibidang sosial dan ekonomi masyarakat.
Illegal fishing dan destructive fishing para pemainnya ( rampok, begal di lautan – bajak laut. pen ) disamping mereka ini mengeruk kekayaan samudra kita, saat berlayar juga menggunaan BBM yang kita miliki, secara tatanan sosial juga hancur dengan kejahatan – kejahatan lanjutan seperti human traficking, drugs dan macam – macam kejahatan yang sangat memprihatinkan.
Maka baktikan waktumu, utamakan bekerja dalam negeri memang kita perlu penambahan dan penguatan kapal – kapal di pulau – pulau terluar, secara bertahap akan kami upayakan. Kami juga sadar gaji di dalam negeri rlatif masih kecil bahkan cukup rendah tapi jangan korupsi.
Ucapan jangan korupsi dengan intonasi yang ditekan sebagai nasihat seorang Ibu yang cinta pada putera dan puterinya Ibu Susi serius dan bersungguh – sungguh dari kalimat : jangan korupsi.
Negara menunggu baktimu
Jales Veva Jaha Mahe
Sekitar jam 10 : 53 perempuan hebat ini menutup sambutannya dengan moto Angkatan Laut RI “dilaut kita jaya” bergetar hati para hadirin saat kami semua menatap Ibu Susi kembali duduk di antara para guru besar senat STP.
Semoga upaya yang dilakukan KKP dengan mewisuda 403 mahasiswa STP – Jakarta angkatan 47 secara generik 386 mendapat gelar sarjana dan 17 orang Magister di sematkanlah pada mereka janji wisudawan / wisudawati, salah satu poinnya adalah :
saat salah seorang taruna STP menghampiri Ibu Menteri, menerima ijasah Sarjana
KAMI WISUDAWAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
Siap sedia menyumbangkan tenaga dan fikiran bagi pembangunan perikanan dan bertanggung jawab dalam rangka pembangunan Nasional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bangsa dan Negara
Mungkin saja jurusan yang ada di STP kurang memadai bagi pengelolaan Samudra Indonesia yang sangat luas ini, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa luas lautan duapertiga di banding daratan sepertiganya, maka dapat kita bayangkan berapa banyak jumlah SDM yang sangat kita butuhkan akan tetapi secara bertahap lautan kita memang perlu dijaga dan dilindungi.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh fihak STP, diantaranya membukan beberapa jurusan demi memenuhi kebutuhan pengelolaan laut dan ikan di samudera Indonesia, yaitu :
TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN (TPI)
Para taruna / taruni dibekali wawasan, pengetahuan dan praktek lapangan Teknik Penangkapan Ikan yang ramah lingkungan, sehingga biota laut yang kita miliki tetap terjaga dan bisa diwariskan kepada anak – cucu kita pada masa yang akan datang, di jurusan ini pula di tanamkan secara lebih mendalam cara menjaga kelestarian eksploitasi sumber perikanan, maka secara tinjauan ekonomi akan memberi keuntunganbahkan bisa menjadi devisa. Kita belum menggali hingga kedalaman tanah – tanah yang ada di dasar lautan, apakah mengandung uranium dikel dan sebagainya.
PERMESINAN PERIKANAN ( MP )
Sarana prasarana kelautan tidak akan bisa hanya manual tradisional, maka dengan kemajuan teknologi segala sesuatunya butuh mesin agar mudah cepat dan solutif, hingga ke digitalisan, taruna / taruni dibekali secara mendasar dan mendalam tentang Permesinan Perikanan, pastinya akan lebih sempurna jika bekerja sama dengan Perguruan Tinggi yang juga menggarap mesin mungkin bisa dengan ITB atau dengan perguruan tinggi lainnya kenapa tidak.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (TPH)
Produk perikanan memiliki karakter mudah rusak (highly perishable) dan produksi yang kadang berfluktuasi, karena itu ilmu dan teknologi penanganan pasca panen dan pengolahan hasil perikanan menjadi kebutuhan. Di sisi lain, permintaan hasil perikanan juga terus meningkat, bahkan diproyeksikan pada tahun 2015 ini masyarakat dunia perlu menemukan berbagai upaya untuk mencukupi kekurangan hasil produk pangan ikan yang diperkirakan mencapai 5 juta ton.
TEKNOLOGI AKUAKULTUR ( TAK )
Program studi ini khusus dirancang untuk memberikan kesempatan memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang budidaya ikan. Hal ini dimaksudkan untuk membekali para lulusan dalam menanganni semakin meningkatnya permasalahan di bidangpengembangan budidaya. Kualifikasi di atas juga termasuk keahlian untuk mengimplementasikan sistem pembenihan dan pembesaran ikan. Selain itu, para taruna juga akan dibekali dengan dasar-dasar wawasan pengetahuan yang luas untuk diterapkan di lapangan sebagai seorang ahli budidaya yang profesional.
Taruna / taruni khidmat mengikuti jalannya acara wisuda pic : dok.pribadi
TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN ( TPS )
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan akan diperkenalkan pada unsur-unsur utama dari pemanfaatan sumberdaya perairan, pendugaan stock ikan. Setelah itu mereka akan menguji isu kunci yang dikaitkan dengan pengembangan perikanan dan pengelolaan sistem budidaya. Topik-topik penting dalam perkuliahan meliputi dampak berbagai kegiatan perikanan terhadap lingkungan dan perencanaan pengembangan perikanan dalam kerangka pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu.
PENYULUHAN PERIKANAN ( PP )
Penting – nya merangkul nelayan nelayan yang hidup dan kehidupannya ada dilaut, diantara program yang juga tengah digalakan saat ini adalah mendidik putera – putera para nelayan di seluruh Indonesia dengan harapan lebih menjakau pada sasaran yang paling rentan dalam mengolah hasil samudara RI.